Kamis (18/12) dini hari tadi the FED telah mengumumkan kebijakan tapering yang akan dilaksanakan pada tahun 2014,Sebenarnya apa Tapering itu? Mengapa
bisa memberi pengaruh secara global? Tapering adalah Bahasa Inggris yang jika diartikan secara
harfiah adalah peruncingan.
Fed Tapering adalah rencana
pengurangan pembelian obligasi dari masyarakat oleh Bank Sentral Amerika (The
Fed). Pembelian obligasi dari masyarakat secara langsung akan menambah jumlah
uang beredar atau Quantitative Easing (QE), sehingga bank dapat menurunkan suku
bunga. The Fed mengurangi pembelian obligasi dari masyarakat karena khawatir
akan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan terlalu banyak.
Quantitative Easing inilah yang
akan di-tapering-kan. Tujuan dari QE adalah agar bank sentral sanggup
memberikan kredit dan dalam jangka panjang tidak kekurangan. Selain itu, apabila suku bunga rendah,
maka para pelaku bisnis dapat meminjam dana yang lebih besar, sehingga
menguntungkan bidang usaha, karena barang-barang produk AS harganya akan
relatif rendah.
Pemerintah
khawatir karena banyak uang-uang yang sudah dicetak disalurkan oleh masyarakat
ke pasar modal dan komoditas. Ini secara otomatis mengurangi aktivitas konsumsi
dan modal untuk perputaran perekonomian negara.
Mohamed El-Erian,
CEO Pacific Investment Management atau PIMCO, mengatakan ada peluang 60% the
Fed akan mengumumkan pengurangan program Quantitative Easing (QE).
Pertanyaannya, apa lainnya yang akan dilakukan the Fed?,” katanya seperti
dikutip oleh Bloomberg. Ia memperkirakan ada langkah baru yang menemani
keputusan taper. Menurutnya, penting the Fed menawarkan sesuatu yang
kredibel.
Menurut survei
yang dilakukan oleh CNBC terhadap 42 pengamat, 55% responden mengatakan the Fed
bakal taper dalam rapat ini atau Januari nanti. Mereka memandang, kesepakatan
anggaran membuat taper semakin mungkin. Tapi tidak semua setuju, lebih dari 40%
memperkirakan taper terjadi Maret nanti. Menurut mereka, the Fed tidak akan
gegabah menarik stimulusnya setelah berjuang membantu ekonomi sekian lama.
Apa yang perlu dikhawatirkan dari tapering The Fed? Jika program
quantitative easing diteruskan maka dalam jangka panjang akan menyebabkan pasar
keuangan mengalami inflasi yang sulit dikendalikan atau bubbles (menggelembung), namun jika dihentikan dikhawatirkan akan
menimbulkan krisis keuangan baru.
Jika The Fed
jadi mengurangi stimulusnya maka nilai US dollar akan menguat karena bank
sentral secara efektif menerapkan kebijakan uang ketat, dan hal tersebut akan
mengakibatkan gejolak mata uang yang cukup berpengaruh terutama bagi
negara-negara berkembang.
Sedangkan dampak tapering
The Fed bagi Indonesia dapat berpengaruh positif dan negatif.
Positifnya, untuk jangka pendek, ekonomi Indonesia akan mendapat keuntungan
dari tapering The Fed ini. Bursa Efek
Indonesia akan kembali mendapatkan limpahan dana asing sehingga harga saham
yang likuid akan naik cukup signifikan. Di samping itu, nilai tukar rupiah juga
dapat menemukan titik kesetimbangan baru. Sedangkan dampak negatifnya adalah
krisis keuangan baru dan tingginya suku bunga bank sehingga mengacaukan
keseimbangan bisnis properti.
Seiring dengan
simpang-siurnya berita mengenai akankah The Fed melakukan tapering atau tidak sejak bulan Mei lalu, tapering menjadi sumber keselisahan pasar saat ini. Bahkan
kenyataannya, semua pelaku pasar telah melihat tanda-tanda pada perdagangan
baru-baru ini bahwa kemungkinan besar kredit AS kebal terhadap berita mengenai
tapering.
Analis Citigroup
mengungkap, salah satu dasar (prinsip) mereka adalah pasar memiliki sifat yang
efisien, meski tidak selalu sempurna tetapi setidaknya pasar selalu logis. Oleh
karena itu, penting untuk selalu ingat topik tapering stimulus bulanan telah menjadi pembicaraan hangat selama
lebih dari enam bulan.